Kamis, 30 Juli 2009

Tapsel Lagi Musim Durian...


Sudah hampir 2 bulan daerah Tapsel dibanjiri buah durian , khususnya Kota Padangsidimpuan. Buah yang berasal dari berbagai pelosok di daerah Tapsel menebar di tiap sudut kota. Para penjual menawarkan harga dari 5 ribu sampai 15 ribu perbijinya. Bagi penggemar buah durian harga tersebut sebanding dengan rasanya yang mmmmhh...menggugah selera. Atau bagi kamu yang hobby dan sempat untuk hunting kamu bisa jalan-jalan sore sambil memburu durian dilokasi tertentu yang merupakan lumbung durian, tentunya dengan harga yang jauh lebih miring dari harga pasaran. Salah satunya adalah diperbatasan Pemko Tapsel dengan Pemkab Angkola Selatan yaitu dari Hanopan hingga Situmbaga. Atau kalau kamu mau, telusuri deh hingga ke daerah Aek Natas menuju Danau Siais. Disekitar lokasi tersebut banyak para penjual durian musiman yang menjajakan durian. Buah durian tersebut berasal dari kebun mereka sendiri, tetapi ada juga sebagian yang mengumpulkan dari beberapa petani dan mengangkutnya ke kota. Nah kalau kamu langsung, harganya bisa berdamai hingga setengah harga dari pasaran. Contohnya untuk buah durian yang harga 10 ribu di kota, dipenjual langsung bisa kamu dapatkan dengan harga 4 - 5 ribu rupiah saja. Lebih untung bukan?
Tips untuk memilih buah durian yang masak, pertama cobalah ambil lidi atau kayu kecil, kemudian gores-goreskan kedurinya. Kalau suaranya nyaring berarti dia sudah masak, atau lihatlah bentuk durinya. Kalau pertumbuhan durinya sudah maksimal boleh kamu ambil. Tapi cara terbaik tentu saja dengan menciumnya. Kalau ada aroma menyengat, itu artinya sudah masak. Tapi hati-hati... salah-salah bisa hidungmu yang tergores.
Buah durian juga sama dengan buah salak. Artinya ada yang enak dan ada yang tidak. Rasanya bisa manis, tawar, dan sedikit pahit. Jangan heran kalau buah durian dari Sumatera memang mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu sedikit rasa pahit tapi itupun tidak semua durian. Tidak sama dengan durian Monthong dari Thailand. Selain dimakan begitu saja masyarakat Tapsel biasanya menikmatinya dengan lemang atau bahkan dijadikan lauk untuk makan. Sudah pernah coba? Rasanya enak lho, bisa bikin ketagihan Nah..Sudah siap berburu durian? Ayo kita kemooooon....


Catatan :
Lemang : ketan yang dimasak dengan santan menggunakan bambu.

Selasa, 28 Juli 2009

Itak Pohul-Pohul

Makanan yang ini mungkin adalah satu-satunya ciri khas Tapsel dan suku Batak pada umumnya yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Itak adalah makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa setengah tua yang diparut, gula merah dan garam. Cara membuatnya yaitu semua bahan dicampur jadi satu. Mulai dari tepung, kelapa parut, gula merah yang sudah diiris , dan garam halus sesuai dengan selera. Disinilah uniknya itak, dia tidak menggunakan mesin ataupun alat khusus untuk mencetak, caranya kembangkan kedua telapak tangan diatas adonan tadi, kemudian rauplah adonan tersebut diantara jemari telunjuk hingga kelingking, dengan syarat kepalan tangan tidak boleh rapat. Harus menyisakan ruang diantara setiap jari tangan, sementara ibu jari tidak ikut dikepal. Nah.. itak pohul-pohul sudah jadi. Tapi eeeiits... sebaiknya dimasak dulu dalam kukusan. Setelah semua adonan dicetak dengan cara 'manual' , masak hingga matang. Untuk mengetahui sudah matang atau belum, perhatikan gula merahnya apakah sudah meleleh. Kalau sudah, artinya tinggal kita dinginkan baru disantap. Nyam..nyam..nyam enak...apalagi kalau masih hangat.
Tapi untuk sebagian orang makan itak mentah mempunyai sensasi rasa tersendiri. Ingat tidak boleh banyak-banyak karena bisa mengakibatkan sakit perut.
Dan dalam adat Batak itak bukan hanya sekedar makanan biasa, tapi memiliki tempat dan momen tersendiri. Salah satunya kalau ada masyarakat yang mengadakan pesta pernikahan, pihak laki-laki wajib menyediakan itak untuk camilan bagi para tetua adat yang sedang 'makkobar'. Biasanya ditaruh dalam wadah khusus yang disebut haronduk. Begitu pula dengan pihak pengantin wanita wajib membawa itak sebagai silua untuk pihak pengantin laki-laki. Itu lah salahsatu kedudukan itak pohul-pohul dalam masyarakat tapanuli Selatan khususnya dan suku Batak pada umumnya.

Catatan :
Makkobar : Pertemuan adat antara utusan pengantin laki-laki dan perempuan.
Haronduk : Wadah semacam karung kecil dilapisi dengan kain hiasan warna-warni/manik.
Silua : Oleh-oleh.

Senin, 27 Juli 2009

Pakaian Adat Pengantin

Tapanuli Selatan memiliki Pakaian adat pengantin yang lazim disebut marbulang. Pakaian untuk pengantin perempuan biasanya terdiri dari hiasan kepala (bulang), kemudian kalung (gonjong) hiasan dada, hiasan lengan (puttu), selendang songket , baju kurung dan sarung songket. Sedangkan pengantin pria mengenakan hiasan kepala dari beludru (tukku/happu), baju teluk belanga, hiasan lengan (puttu), keris, sarung songket sebatas lutut dan celana panjang.

Foto pengantin dengan pakaian adat Tapanuli Selatan dalam berbagai balutan warna :



(Gbr. diambil dari berbagai situs vendor Khusus Pengantin Daerah)


Minggu, 26 Juli 2009

Handycraft

Banyak kerajinan tangan yang diciptakan oleh masyarakat Tapanuli Selatan. Daerah-daerah pengrajin yang dapat kita kunjungi salah satunya adalah Sipirok yang terkenal dengan ulos.

Pengikut