Senin, 10 Agustus 2009

Kejurda Tinju Senior di Dairi

Romiansyah Dinobatkan sebagai Petinju Harapan
TAPSEL-METRO; Petinju asal Tapsel, Romiansyah dinobatkan sebagai petinju harapan masa depan karena mampu mengalahkan petinju nasional asal Kota Pematangsiantar, Bonix Purba, di final Kejurda Tinju Senior yang digelar di Kabupaten Dairi, Jumat (7/8) lalu.

Pelatih tinju Tapsel, Baskah Lubis, mengatakan, dalam Kejurda tinju senior tersebut, Romiansyah meraih medali emas, sementara untuk medali perunggu diraih oleh Ramadansyah Nasution, Pardamean Siregar, Riki Aulia dan Bahagia Damanik sementara untuk medali perak diraih oleh Rinto Sinaga."Itulah perolehan mendali atlet tinju Tapsel dalam pertandingan Kejurda tinju senior lalu, dengan perolehan tersebut kita belum merasa puas dengan apa yang telah diraih oleh atlet kita, karena dalam berlangsungnya proses pertandingan ada beberapa kejanggalan dan tindakan-tindakan yang tidak fair dalam pertandingan terutama pada wasit yang menjadi juri pertandingan," ujar Baskah kepada METRO, Minggu (9/8).

Baskah menjelaskan, dari panitia dan pengurus Pengda Provsu Romiansyah terpilih menjadi salahsatu atlet tinju Tapsel yang akan ikut bertarung dalam Kejurnas tinju senior mendatang. Namun kalau untuk Pardamean dan Ramadansyah akan diseleksi lagi dengan atlet tinju Kabupaten Langkat, Binjai dan Kota Padangsidimpuan.

"Dan kita juga sudah dihunjuk membawa tim Sumut ke Kejurnas dengan pelatih kepala saya sendiri, sementara untuk manajer Tengku Paris asal Langkat, maka kita juga akan melatih lebih intensif lagi kepada petinju kita agar mereka lebih baik lagi dari sekarang," pungkasnya.

Kamis, 06 Agustus 2009

Dimulai dari diri sendiri...

Ramadhan sebentar lagi, bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam diseluruh dunia. Tidak terkecuali masyarakat Tapsel yang sebagian besar adalah muslim. Untuk menjaga agar suasana tetap kondusif, kita berharap kepada pihak terkait kiranya dapat melaksanakan tugas dengan baik. Salah satunya adalah dengan menertibkan tempat-tempat yang selama ini dijadikan sarang prostitusi, perjudian, dan penjual miras yang ada ditempat-tempat umum maupun tempat tertutup. Karena ini dapat mengganggu ketertiban umum dan meresahkan masyarakat. Dalam hal ini petugas ketertiban umum (Tibum) dan satuan polisi pamong praja (Satpol PP) adalah pihak yang paling berkompeten untuk menindak lanjutinya, tentu saja yang tidak kalah penting kita sebagai warga masyarakat yang harus berperan aktif. Salah satu cara terkecil yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak memasuki lokasi tersebut, yang pastinya akan berdampak sangat besar bagi kemusnahan lokasi itu.
Jangan meremehkan diri sendiri, bayangkan jika ada 100 orang lain yang mengambil langkah positif ini, tentunya lokasi tersebut akan sunyi. Kalau sudah sepi pelanggan mau apa lagi pak? Insya Allah mungkin dia akan tutup. Nggak usah muluk-muluk, walaupun hanya selama Ramadahan, sudah merupakan langkah positif, dan semoga sudah dicatat malaikat kebaikan untukmu. Karena tidak mudah memang untuk memberantas kejahatan yang satu ini. Sebab menyangkut hajat hidup sebagian orang yang berkepentingan. Tentunya dengan segepok keamanan yang dititipkan kepada yang berhak dan sanggup mengamankan. Jadi langkah konkrit yang dapat kita lakukan untuk menangkalnya adalah membuat lokasi ini kehilangan 'kita' para pelanggannya. Kalau sudah begitu siapa yang bisa memaksa kamu untuk datang.
Nah siap berpasrtisipasi untuk hal yang positif? Jangan berfikir 2 kali pak, om, udak, amattua, anggi, tulang ...dan ompung. Apalagi yang sudah bau tanah, ayo bikin perubahan kecil yang berdampak besar dengan tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat. Siapa tahu tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita.


Rabu, 05 Agustus 2009

Sipirok, Menjelang Pemilihan Kepala Desa...

SIPIROK-METRO; Kendati penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa direncanakan serentak tanggal 29 dan 30 Agustus mendatang, diundur tanpa batas waktu yang ditentukan, tidak menyurutkan langkah 68 bakal calon (balon) Kades untuk mendaftarkan diri dan mengajukan berkas ke panitia penyelenggara Pilkades.

Camat Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapsel, Amir Syam SSos melalui Kasi Pembangunan, H Komaruddin Hutasuhut mengatakan, dari 34 desa yang ada di Kecamatan Sipirok setelah diterapkan Perda No 5 Tahun 2008 mengenai Penggabungan Desa, sebanyak 13 desa merupakan desa tetap dan tidak mengalami penggabungan. Yang akan melaksanakan pilkades adalah desa yang mengalami penggabungan yang terdiri dari 21 desa,

Desa yang tetap disebutkan Hutasuhut yaitu Desa Tolang, Janji Mauli, Pargarutan, Batu Satail, Ramba Sihasur, Paranjulu, Pangurabaan, Bagas Lombang, Simaninggir, Paran Padang, Padang Bujur, Barnang Koling dan Sibadoar.

Dari 21 desa yang rencananya akan melaksanakan pilkades, 19 desa sudah mengajukan balon , yang mendaftar sebanyak 68 balon sedangkan dua desa lagi belum mengajukan berkas sama sekali.

Adapun 68 balon kades dari 19 desa yang sudah menyerahkan berkasnya adalah Desa Paran Dolok Mardomu 4 balon, Situmba 5 balon, Sialagundi 3 balon, Luat Lombang 5 balon, Aek Batang Paya 2 balon, Marsada 6 balon, Bulu Mario 2 balon, Saro Godung 4 balon, Situmba Julu 8 balon, Batang Miha 2 balon, Kilang Papan 4 balon, Batang Tura Julu 2 balon, Batang Tura ada 3 balon, Dolok Sordang ada 2 balon, Dolok Sordang Julu ada 3 balon, Sampean 4 balon, Hasang Marsada 2 balon, Sialaman 5 balon dan dari Desa Pangaribuan 2 balon.

Dengan penerapan perda Perda No 5 Tahun 2008 mengenai Penggabungan Desa, di Kecamatan Sipirok yang sebelumnya terdiri dari 95 desa dan 5 kelurahan menjadi 34 desa dan 6 kelurahan.

"Kita akan menunggu instruksi selanjutnya dari kabupaten, karena itu merupakan kewenangan dari Kabupaten dan mengenai proses selanjutnya kita tunggu saja arahan dari sana (Kabupaten, red)" pungkasnya mengakhiri.

Senin, 03 Agustus 2009

Salak Sibakkua...


Salak-salak Sibakkua
Dipangan sada mangido dua
lomlom kulitna lomlom batuna
Imada salak Sibakkua...

Itulah sekelumit syair lagu daerah Tapsel yang menggambarkan bahwa Tapanuli Selatan merupakan daerah dengan ciri khas buah salak. Sibakkua adalah nama Daerah penghasil salak yang terkenal dari Tapanuli Selatan.Tetapi Buah salak Tapanuli Selatan berbeda dengan salak Pondoh maupun salak Bali. Kalau salak Pondoh dan Bali terkenal karena rasanya yang hanya manis, salak dari tapsel memiliki rasa manis plus sedikit rasa asam atau bahkan sepat. Sebenarnya bukan hanya dari Sibakkua saja, dimulai dari Palopat Maria, Aek Lubuk, Huta Koje, Sitinjak hingga mencapai Perbatasan Batang Toru. Dan semua lokasi tersebut lebih dikenal masyarakat Tapsel dengan nama Parsalakan. Daerah penghasil salak lainnya adalah dari Simarpinggan dan Siamporik yang terletak di wilayah Angkola Selatan. Antara kedua sentra salak tersebut memiliki perbedaan yang signifikan diantaranya :
  • Rasanya yang kurang manis dibandingkan dengan salak dari daerah Parsalakan.
  • Kulitnya lebih tipis sehingga kurang diminati untuk pengiriman kedaerah yang jauh, karena kulitnya cepat rusak/mengelupas.
  • Buahnya lebih kecil-kecil dibandingkan dengan salak dari daerah Parsalakan.
Sehingga pangsa pasarnya pun berbeda. Untuk salak dengan kualitas nomor satu, selain dijual dipasar-pasar tradisional dengan harga yang tinggi, buah dari Parsalakan dikirim kedaerah jauh seperti Medan, Padang, Jambi, Riau bahkan ke Jawa. Sedangkan kualitas nomor dua biasanya 'Toke salak' mengirim ke Aceh, begitu juga dari daerah Siamporik dan Simarpingan lebih dominan mengirim ke daerah Aceh.
Memang dari segi lokasi Aceh termasuk jauh, tapi minat masyarakat disana sangat besar terhadap buah salak sehingga kemungkinan besar pemasarannya lebih lancar walaupun dengan kualitas dibawah prima.
Biasanya salak mengalami masa panen puncak pada bulan Juni hingga Agustus. Sehingga para petani salak akan kelimpungan dengan harga yang murah. Pada saat itu harga salak bisa turun keharga Rp 10.000-15.000/karung atau 500-750 rupiah perkilo. Sedangkan pada saat salak sedang tidak musim harganya bisa mencapai Rp 45.000-60.000 /karung atau 1500-2500 rupiah perkilonya. Harga ini adalah dari Toke kepada petani, kalau sudah dipasaran harganya akan semakin tinggi. Bagaimana..? Sudah pernah mencicipi salak Sibakkua?

Catatan :
Toke : Orang yang membeli langsung kepada petani, untuk kemudian dikirimkan kedaerah lain.

Kamis, 30 Juli 2009

Tapsel Lagi Musim Durian...


Sudah hampir 2 bulan daerah Tapsel dibanjiri buah durian , khususnya Kota Padangsidimpuan. Buah yang berasal dari berbagai pelosok di daerah Tapsel menebar di tiap sudut kota. Para penjual menawarkan harga dari 5 ribu sampai 15 ribu perbijinya. Bagi penggemar buah durian harga tersebut sebanding dengan rasanya yang mmmmhh...menggugah selera. Atau bagi kamu yang hobby dan sempat untuk hunting kamu bisa jalan-jalan sore sambil memburu durian dilokasi tertentu yang merupakan lumbung durian, tentunya dengan harga yang jauh lebih miring dari harga pasaran. Salah satunya adalah diperbatasan Pemko Tapsel dengan Pemkab Angkola Selatan yaitu dari Hanopan hingga Situmbaga. Atau kalau kamu mau, telusuri deh hingga ke daerah Aek Natas menuju Danau Siais. Disekitar lokasi tersebut banyak para penjual durian musiman yang menjajakan durian. Buah durian tersebut berasal dari kebun mereka sendiri, tetapi ada juga sebagian yang mengumpulkan dari beberapa petani dan mengangkutnya ke kota. Nah kalau kamu langsung, harganya bisa berdamai hingga setengah harga dari pasaran. Contohnya untuk buah durian yang harga 10 ribu di kota, dipenjual langsung bisa kamu dapatkan dengan harga 4 - 5 ribu rupiah saja. Lebih untung bukan?
Tips untuk memilih buah durian yang masak, pertama cobalah ambil lidi atau kayu kecil, kemudian gores-goreskan kedurinya. Kalau suaranya nyaring berarti dia sudah masak, atau lihatlah bentuk durinya. Kalau pertumbuhan durinya sudah maksimal boleh kamu ambil. Tapi cara terbaik tentu saja dengan menciumnya. Kalau ada aroma menyengat, itu artinya sudah masak. Tapi hati-hati... salah-salah bisa hidungmu yang tergores.
Buah durian juga sama dengan buah salak. Artinya ada yang enak dan ada yang tidak. Rasanya bisa manis, tawar, dan sedikit pahit. Jangan heran kalau buah durian dari Sumatera memang mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu sedikit rasa pahit tapi itupun tidak semua durian. Tidak sama dengan durian Monthong dari Thailand. Selain dimakan begitu saja masyarakat Tapsel biasanya menikmatinya dengan lemang atau bahkan dijadikan lauk untuk makan. Sudah pernah coba? Rasanya enak lho, bisa bikin ketagihan Nah..Sudah siap berburu durian? Ayo kita kemooooon....


Catatan :
Lemang : ketan yang dimasak dengan santan menggunakan bambu.

Selasa, 28 Juli 2009

Itak Pohul-Pohul

Makanan yang ini mungkin adalah satu-satunya ciri khas Tapsel dan suku Batak pada umumnya yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Itak adalah makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa setengah tua yang diparut, gula merah dan garam. Cara membuatnya yaitu semua bahan dicampur jadi satu. Mulai dari tepung, kelapa parut, gula merah yang sudah diiris , dan garam halus sesuai dengan selera. Disinilah uniknya itak, dia tidak menggunakan mesin ataupun alat khusus untuk mencetak, caranya kembangkan kedua telapak tangan diatas adonan tadi, kemudian rauplah adonan tersebut diantara jemari telunjuk hingga kelingking, dengan syarat kepalan tangan tidak boleh rapat. Harus menyisakan ruang diantara setiap jari tangan, sementara ibu jari tidak ikut dikepal. Nah.. itak pohul-pohul sudah jadi. Tapi eeeiits... sebaiknya dimasak dulu dalam kukusan. Setelah semua adonan dicetak dengan cara 'manual' , masak hingga matang. Untuk mengetahui sudah matang atau belum, perhatikan gula merahnya apakah sudah meleleh. Kalau sudah, artinya tinggal kita dinginkan baru disantap. Nyam..nyam..nyam enak...apalagi kalau masih hangat.
Tapi untuk sebagian orang makan itak mentah mempunyai sensasi rasa tersendiri. Ingat tidak boleh banyak-banyak karena bisa mengakibatkan sakit perut.
Dan dalam adat Batak itak bukan hanya sekedar makanan biasa, tapi memiliki tempat dan momen tersendiri. Salah satunya kalau ada masyarakat yang mengadakan pesta pernikahan, pihak laki-laki wajib menyediakan itak untuk camilan bagi para tetua adat yang sedang 'makkobar'. Biasanya ditaruh dalam wadah khusus yang disebut haronduk. Begitu pula dengan pihak pengantin wanita wajib membawa itak sebagai silua untuk pihak pengantin laki-laki. Itu lah salahsatu kedudukan itak pohul-pohul dalam masyarakat tapanuli Selatan khususnya dan suku Batak pada umumnya.

Catatan :
Makkobar : Pertemuan adat antara utusan pengantin laki-laki dan perempuan.
Haronduk : Wadah semacam karung kecil dilapisi dengan kain hiasan warna-warni/manik.
Silua : Oleh-oleh.

Senin, 27 Juli 2009

Pakaian Adat Pengantin

Tapanuli Selatan memiliki Pakaian adat pengantin yang lazim disebut marbulang. Pakaian untuk pengantin perempuan biasanya terdiri dari hiasan kepala (bulang), kemudian kalung (gonjong) hiasan dada, hiasan lengan (puttu), selendang songket , baju kurung dan sarung songket. Sedangkan pengantin pria mengenakan hiasan kepala dari beludru (tukku/happu), baju teluk belanga, hiasan lengan (puttu), keris, sarung songket sebatas lutut dan celana panjang.

Foto pengantin dengan pakaian adat Tapanuli Selatan dalam berbagai balutan warna :



(Gbr. diambil dari berbagai situs vendor Khusus Pengantin Daerah)


Minggu, 26 Juli 2009

Handycraft

Banyak kerajinan tangan yang diciptakan oleh masyarakat Tapanuli Selatan. Daerah-daerah pengrajin yang dapat kita kunjungi salah satunya adalah Sipirok yang terkenal dengan ulos.

Pengikut